foto 1
Kamis, 17 Agustus 2017
Pada Hari ini 72 tahun yang lalu para pendiri bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Bertempat di halaman kantor PA Magelang upacara peringatan HUT RI ke-72 dilaksanakan dengan tertib, diikuti oleh seluruh pegawai dan dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Dra.Hj. Muhlisoh, M.H. Upacara dimulai pada pukul 07.30 WIB. Bertugas sebagai inspektur upacara Charis Budi Nasucha, Pembaca Undang – Undang Dasar Zakaria, Pengibar bendera Awiek Dwi Utami, S.Pd, Majid Taqiyudin, A.Md dan Feri Purniawan. Pembaca Doa H. Muhammad Nuruddin, L.c.,M.S.I.

Dalam Amanatnya Wakil Ketua PA Magelang membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah, diantara isinya adalah “ Hari ini saya diganggu rindu, dan mengingatkan di sebuah kampung tepi kota. Seseorang membuat bendera kecil-kecil dari kertas minyak, merah-putih, lalu merekatnya pada bilah-bilah bambu kemudian memasangnya pada pintu-pintu rumah dan seterusnya dia berlari mengibarkan merah putih mengelilingi kampungnya sembari berpekik “MERDEKA.” 3”x Riang pekik MERDEKA begitu membahana di seluruh antero nusantara bahkan dunia. Hari ini rasa nasionalisme dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia makin mengemuka dan bergelora di dalam dada. Kita akan selalu ingat kepada mereka yang telah berjuang untuk bangsa ini hingga merdeka. Kita akan selalu terkenang akan semangat juang para pahlawan kusuma bangsa. Dekat sekali. Sedekat jantung kita. Pahlawan adalah mereka yang telah mewakafkan diri untuk INDONESIA MERDEKA. Pahlawan adalah mereka yang telah tulus ikhlas berkorban jiwa raga demi Indonesia yang bersatu dan berdaulat. Tugas kita, menjaga api semangat juang ke-pahlawanan ini agar terus menyala. Sejak revolusi hingga pasca reformasi, sejak Sukarno sampai Joko Widodo, tidak boleh kita biarkan api ini redup apalagi padam, meski kena angin topan dan badai yang menghantam. Karena ini kekuatan dan jatidiri sejati kita sebagai sebuah bangsa. Pejuang bangsa yang tidak pernah gentar dan pantang surut ke belakang meng-hadapi persoalan dan tantangan.
Terlampau banyak agenda seremoni, tapi InsyaAllah, agenda ini kita dedikasikan untuk membangun semangat bangsa Indonesia. Saya ingin momentum hari ini menjadi penumbuh semangat warga, kemudian menjadi kehendak kuat yang akhirnya dibuktikan oleh kerja nyata “.

Kemudian setelah pembacaan pidato gubernur dilanjutkan dengan pemberian piagam penghargaan dari Presiden RI dan Mahkamah Agung RI kepada para pegawai. Di penghujung acara dibacakan doa yang dibacakan oleh H. Muhammad Nuruddin, L.c.,M.S.I dan menandai berakhirlah sudah upacara 17 Agustus 2017 di Pengadilan Agama Magelang.


